halloo sobat, ini saya ada satu contoh resensi nih yaa mungkin ada yang ingin liat.. dipersilhkan..
Judul Buku : Inteligensi Embung Pagi
Pengarang : Dewi Lestari
Penerbit : Bentang
Cetakan : 1, Februari 2016
Tebal buku : 724 halaman
Kejahatan yang paling mengerikan tidak akan muncul dengan api dan tanduk, tetapi jubah malaikat.
– Inteligensi Embung Pag, hlm.459
Setelah mendapatkan klu terakhir dari
sebuah upacara di Lembah Suci Urubamba, Gio memutuskan untuk untuk
kembali ke Indonesia. Pertemuannya dengan Dimas dan Reuben bukan
semata-mata sebuah peregerakan acak.
Bersama keduanya, Gio berusaha mengungkap
identitas di balik Supernova lewat keponakan Dimas yang bernama Toni.
Toni alias Mpret tahu, jika ia tidak bisa selamanya bungkam tentang
rahasian keberhasilannya meretas situs paling fenomenal itu.
Toni mengatakan jika identitas Supernova
sesunggunya dimiliki oleh Ferre yang membuat Dimas dan Reuben terkejut.
Mengapa? Sebab Ferre adalah tokoh fiksional mereka yang ternyata mewujud
nyata.
Begitu juga dengan Alfa yang rela terbang
puluhan jam dari New York ke Jakarta. Ditemani Kell sebagai teman
seperjalanan. Laki-laki itu nyatanya bukan sekadar tabib yang
menyembuhkan penyakit susah tidurnya. Mellui Kell, Alfa tahu tahu hal
yang begitu mengejutkan.
Istlah-istilah aneh yang semakin jelas
adanya. Serta melalui berbagai keterhubungan, akhirnya mereka mereka
mengerti jika misi hidup mereka bukan sebuah kehidupan yang penuh tanda
tanya, melainkan sudah diatur sedari mula.
Setelah ditunggu selama dua tahun,
akhirny Inteligensi Embun Pagi muncul sebagai penutup dari seri
Supernova karya Dee Lestari. Ya, Inteligensi Embun Pagi adalah novel
seri terakhir dari Supernova yang ditekuni oleh Dewi Lestari selama 15
tahun.
Pada novel Inteligensi Embun Pagi
terlihat pembawaan cerita Dee Lestari yang begitu kontras dibandingkan
dengan novel seri sebelumnya. Jika pada seri Gelombang masih ada plot
perkenalan tokoh Alfa yang berangkat dari Pulau Samosir menuju New York
dan alurnya begitu dibuat dramatis.
Maka dalam seri Inteligensi Embun Pagi,
Dee Lestari sama sekali tidak menyinggung babak perkenalan. Alih-alih
Dee ingin lebih memfokuskan karyanya pada hukum-hukum sains dan
metafisika yang mejadi basis pertemuan pertemuan keenam tokohnya.
Pembaca memang merasa ditipu berkali-kali. Tetapi di yang bersamaan pembaca jadi dibuat lebih ingin menebak-nebak misteri.
Secara keseluruhan, seri Supernova mampu
menggabungkan sains dan roman seperti yang direncanakan Dimas dan
Reubeun. Supernova dengan hebatnya dapat menceritakan bagaimana sains
dapat hancur dan diputarbalikkan karen cinta. Hingga cintapun pun bisa
terjalin karena unsur sains yang dapat dijelaskan secara logika.
Inteligensi Embun Pagi terasa menegangkan
secara bertubi-tubi. Namun, pandangan sayangnya Inteligensi Embun Pagi
tidak sebagus seperti apa yang dikisahkan dalam seri sebelumnya seperti
Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh atau Gelombang.
Di seri sebelumnya, Dee Lestari membuat
sebuah latar cerita dengan sangat sederhana. Namun para para tokohnya
bisa menciptakan hal yang hebat pada akhir ceritanya. Ya semacam sebuah
kejutan mendadak.
Sementara pada Inteligensi Embun Pagi,
kisah yang diceritakan lebih kepada siasat perang sehingga semuanya
terasa terus menanjak alurnya. Tidak seperti pada seri-seri Dee Lestari
sebelumnya.
demikian contoh resensi dari saya.. jika terdapat kesalahan, harap maklumi karna kita bersaudara ckckck..
Komentar
Posting Komentar